Monday, May 12, 2014

KENYAMANAN TERMAL SUATU BANGUNAN


Ada 3 jenis kenyamanan di suatu tempat/ruangan, diantaranya ialah; kenyamanan akustik, pencahayaan, dan terakhir adalah kenyamanan termal. Dalam tulisan ini saya akan membahas hanya mengenai kenyamanan termal suatu bangunan.
Kenyamanan termal ialah suatu kondisi dimana kita akan merasa nyaman secara termal-contohnya; tidak kepanasan, kedinginan, dll-di suatu ruangan tertentu. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai rumah di dekat pantai di daerah beriklim tropis, secara normal kita akan kepanasan karena daerah pantai merupakan daerah dengan cuaca cukup panas disertai kelembaban yang tinggi. Jika kita hendak bekerja di rumah tersebut, tentu performa kita tidak akan maksimal, akibat kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Oleh karena itu diperlukan perancangan kondisi termal di rumah tersebut.
Untuk menciptakan kenyamanan termal di suatu tempat tertentu, terlebih dahulu kita harus mengetahui kondisi-kondisi lingkungan di suatu tempat yang akan kita rancang kondisi termalnya. Selain itu kita juga harus menetapkan standar kenyamanan termal yang akan kita rancang, agar hasil perancangan kita terlalu dingin, atau sebaliknya kepanasan.
Kondisi-kondisi lingkungan yang harus kita ketahui sebelum melakukan perancangan, diantaranya; Temperatur dry bulb, temperatur wet bulb, Kelembaban relatif.Faktor geografis letak bangunan juga berpengaruh ke kondisi lingkungan.
Selain kondisi lingkungan, perlu juga diperhatikan bahan-bahan konstruksi yang akan digunakan dan dikondisikan sesuai dengan fungsi ruangannya. Serta perlu diperhitungkan pula beban termal yang harus ditanggung ruangan tersebut, baik secara eksternal maupun internal. Bebean eksternal yaitu beban termal yang berasal dari luar ruangan, misalnya cahaya matahari yang masuk ruangan, sedangkan beban internal ialah beban termal yang harus ditanggung dan berasal dari dalam ruangan, misalnya peralatan elektronik, jumlah orang yang menghuni ruangan, dll.
Beban pendinginan ruangan adalah panas yang harus dipindahkan dari ruangan ke lingkungan untuk menjaga temperature dan kelembaban relatif (RH) udara ruangan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menjaga kondisi tersebut diperlukan suatu mesin pengkondisian udara yang berfungsi untuk menyerap panas (kalor) tersebut yang kemudian dibuang ke lingkungan.
Pada prosesnya perhitungan beban pendinginan, beban kalor (panas) dibedakan menjadi beban kalor ruangan (Room Total Heat) dan beban kalor alat pengkondisian udara (Grand Total Heat) yang ada di dalam ruangan. Sedangkan jenis kalor yang harus diatasi terdiri dari beban kalor sensible dan beban kalor laten.
Secara umum beban pendinginan dari suatu ruangan atau bangunan yang akan dikondisikan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.        Beban pendinginan dari luar ruangan, meliputi:
a.         Beban konduksi radiasi matahari melalui dinding luar
b.        Beban radiasi matahari melalui atap
c.         Beban konduksi dan radiasi matahari melalui kaca
d.        Beban partisi

2.        Beban pendinginan dari dalam ruangan, meliputi:
a.         Beban dari penghuni (orang)
b.        Beban dari lampu (penerangan)
c.         Beban dari peralatan yang mengeluarkan kalor
d.        Beban dari peralatan mesin (motor)
3.        Beban udara ventilasi dan infiltrasi
Pada akhirnya perhitungan beban termal ini akan digunakan untuk memasang pengkondisi udara (AC). Perhitungan ini akan mengoptimasi penggunaan AC agar hasilnya maksimal dan sesuai kebutuhan.
Bagi yang membutuhkan info lengkap, saya memiliki makalah tugas kuliah,  mengenai permasalahan menghitung perancangan kenyamanan termal suatu bangunan. Silakan kontak saya

Artikel Terkait