Wednesday, November 30, 2016

SETTING PERILAKU



Menurut Barker dalam Laurens (2004), behaviour setting disebut juga dengan “tatar perilaku” yaitu pola perilaku manusia yang berkaitan dengan tatanan lingkungan fisiknya. Senada dengan Haviland dalam Laurens (2004) bahwa tatar perilaku sama dengan “ruang aktivitas” untuk menggambarkan suatu unit hubungan antara perilaku dan lingkungan bagi perancangan arsitektur.

Tuesday, November 29, 2016

ANTROPOMETRIK

Antropometrik adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia dan karakteristik-karakteristik fisiologis lain-lainnya dan kesanggupan-kesanggupan relatif terhadap kegiatan manusia yang berbeda-beda dan mikrolingkungan.

ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA MENURUT KEVIN LYNCH



Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah citra kota yang merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat menciptakan representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada umumnya dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut.  Dalam bukunya Image of The City, Kevin Lynch engungkapkan ada 5 elemen pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes (simpul), dan landmark (penanda). Kelima elemen ini dirasa dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan memberikan citra yang kuat terhadap kota.

Sunday, November 27, 2016

METODE DALAM KRITIK ASITEKTUR

Berikut adalah metode-metode konvensional yang digunakan para kritikus untuk merekam tanggapan-tanggapan mereka terhadap lingkungan buatan:

PROKSEMIK, RUANG PRIBADI, TERITORIALITAS, DAN RUANG YANG DAPAT DIPERTAHANKAN

Manusia mempunyai kebutuhan biologis, kepribadian, sosial, dan budaya yang diekspresikan dalam lingkungan. Disamping memuaskan kebutuhan manusia, ruang bicara; ia merupakan dimensi tersembunyi dalam perilaku, dan melalui itu, kita berhubungan satu sama lain.

PRIVACY, KEPADATAN, KESESAKAN, DAN STRESS

Apakah yang menjadi hasrat individu dan kelompok yang berbeda-beda untuk keleluasaan pribadi (privacy) versus interaksi sosial? Adakah perbedaan antara kepadatan, kesesakan (crowding), dan kepadatan yang dirasakan? Apakah hubungan antara variable-variable ini dan ketegangan jiwa (stress), artinya, dalam keadaan bagaimana orang merasakan stress karena bersesakan? Inilah beberapa pertanyaan yang harus diajukan para arsitek, terutama dalam konteks perumahan massal yang berkepadatan tinggi, tapi juga dalam perancangan banyak tipe kelembagaan.

STRUKTUR LENGKUNG PADA TERMINAL INTERNASIONAL WATERLOO INGGRIS



Data Bangunan
Lokasi pembangunan    : London,Inggris.
Tahun penyelesaian      : 1993
Panjang bangunan        : 400 m
Struktur bangunan         : Baja

APA SEBENARNYA ARSITEKTUR ITU?

Teori-teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi variable-variable penting seperti ruang, struktur, atau proses-proses kemasyarakatan yang dengan pengertian demikian bangunan seharusnya dilihat atau dinilai. umpamanya, Bruno Zevi menganjurkan suatu teori arsitektur dimana ruang merupakan suatu unsur pokok: "Memahami ruang, mengetahui bagaimana melihatnya, merupakan kunci untuk mengerti bangunan.

Saturday, November 26, 2016

IDENTIFIKASI ARSITEKTUR MELAYU DESA PULAU BELIMBING, KAMPAR (RUMAH LIMASAN)



Pemukiman melayu tua ini terdapat di desa Pulau Belimbing, Kabupaten Kampar, Riau. Terletak sekitar 60 km dari Kota Pekanbaru. Desa ini merupakan desa wisata yang terdapat ditepi sungai kampar.

ARSITEKTUR ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP DESAIN MASJID



Ada beberapa bangunan di jaman Nabi Muhammad yang menjadi penanda munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Juatha di Arab Saudi. Khilafah Rashidun (632–661) adalah pemimpin Islam pertama yang mulai mempopulerkan arsitektur Islam.

ANALISA KONSEP GEOMETRI SYDNEY OPERA HOUSE


Informasi Umum
Jenis Seni                        : Kompleks
Gaya Arsitektur               : Ekspresionis
Tempat                             : Bennelong Point , Sydney
Negara                             : Australia

Friday, November 25, 2016

ARSITEKTUR PERILAKU


Definisi Perilaku Menurut Para Ahli
Clovis Heimsath (1988), dijelaskan bahwa perilaku adalah suatu kesadaran akan struktur sosial dari orang-orang, suatu gerakan bersama secara dinamik dalam waktu.

SEJARAH ARSITEKTUR GOTIK



Arsitektur bergaya Gotik lahir pada periode Romantik. Periode ini ditandai dengan beberapa aliran arsitektur antara lain Byzanthium, Romanesque, Gotik, Renaissance, serta Baroque dan Rococo. 

PENGHEMATAN ENERGI PENCAHAYAAN BANGUNAN



Efisiensi Energi Dalam Pencahayaan Bangunan
Dahulu orang mengefisiensikan energi di dalam bangunan miliknya dengan tujuan untuk menghemat biaya operasional bangunan tersebut dan hal ini hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, namun sekarang dengan semakin memburuknya kondisi bumi akibat penggunaan energi yang berlebihan mau tidak mau memaksa sebagian besar masyarakat dunia berlomba-lomba menghemat penggunaan energi demi masa depan yang lebih baik lagi. Berikut adalah berbagai cara untuk mengefisiensikan energi dalam bangunan yang berkaitan dengan pencahayaan bangunan.  

APLIKASI VENTILASI PADA PEARL RIVER TOWER


Data Bangunan
Lokasi                          : Guangzhou, China
Luas lokasi                  : 10.635 m2
Luas Bangunan           : 214.029 m2
Tinggi                           : 309.60 meter
Lantai                           : 71

Thursday, November 24, 2016

TEORI PERUMAHAN



Pengertian Perumahan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

SISTEM PENCAHAYAAN BANGUNAN



Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun api memiliki lebih banyak sumber panas dari pada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam.

TEKNIK, DESAIN, DAN TEKNOLOGI REKAYASA PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN



Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.

SOLUSI PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN DI SABANG MAWANG, KABUPATEN NATUNA



Pemukiman nelayan ini berlokasi di Sabang Mawang Barat, Kecamatan Pulau tiga, Kabupaten Natuna. Pemukiman ini terletak di pesisir Pulau dan mayoritas pemukimannya berada di atas air laut. Hal ini dikarenakan masyarakat yang sebagian besar merupakan nelayan yang memiliki kapal kecil yang di letakkan di dekat rumah mereka masing-masing. 

PENCAHAYAAN PADA HOME FOR LIVING KARYA VKR HOLDINGS



Rumah super modern yang terletak di dekat Aarhus di Denmark ini mengemas banyak teknologi ramah lingkungan ke dalam satu denah, sehingga memungkinkannya menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan. Didesain dan dibangun untuk menjadi sangat efisien dalam energi, ramah lingkungan, dan ditenagai oleh tenaga surya, zero-plus Home For Life ini adalah eksperimen dari VKR Holding yang bekerja sama dengan VELUX, VELFAC, SONNEKRAFT dan WindowMaster bersama dengan AART Architects untuk menciptakan rumah masa depan yang berkesinambungan.

KRITERIA DAN PELAKSANAAN KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH



Kriteria Konservasi Bangunan Bersejarah
Ada beberapa kriteria dalam pelaksanaan konservasi bangunan bersejarah. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lubis (1990), setiap negara memiliki kriteria yang berbeda dalam menentukan obyek yang perlu dilestarikan, tergantung dari definisi yang digunakan dan sifat obyek yang dipertimbangkan. Dari beberapa literatur yaitu Catanese (1986), Pontoh (1992), Rypkema (dalam Tiesdel: 1992), kriteria yang menggambarkan dasar-dasar pertimbangan atau tolok ukur mengapa suatu obyek perlu dilestarikan adalah sebagai berikut:

KRITIK DALAM ARSITEKTUR



Kritik dalam arsitektur merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan. Ini meliputi semua tanggapan, bukan hanya tanggapan-tanggapan negatif. Kritik pada hakikatnya bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Pembedaan, bukan penilaian, adalah ciri pokok dari kritik.

PROSES DALAM ARSITEKTUR



Pemograman
Dimana arsitek menetapkan hal-hal yang menjadi perhatian klien, yang meminta mereka merancang suatu bangunan dan apa sesugguhnya yang diperlukan sang klien.
Menyatakan masalah umum klien menjadi sejumlah masalah “standar” yang lebih kecil yang telah dikethui pemecahannya atau yang mudah di pecahkan. Juga disebut perencanaan (planning).
Menggunakan informasi dari dua tahap mulai sebagai tuntutan dalam mengembangkan suatu gagasan keseluruhan dan suatu usul bagi bentuk dan konsstruksi bangunan.

Saturday, November 19, 2016

TEORI KONSERVASI


Konservasi merupakan suatu upaya yang dapat menghidupkan kembali vitalitas lama yang telah pudar. Termasuk upaya konservasi bangunan kuno dan bersejarah. Peningkatan nilai-nilai estetis dan historis dari sebuah bangunan bersejarah sangat penting untuk menarik kembali minat masyarakat untuk mengunjungi kawasan atau bangunan tersebut sebagai bukti sejarah dan peradaban dari masa ke masa.

Friday, November 18, 2016

WISATA RELIGI BAKAR TONGKANG DI BAGAN SIAPIAPI, ROKAN HILIR


Bakar Tongkang di Bagansiapiapi adalah salah satu alasan penting mengapa Anda perlu menyambangi ibu kotanya Kabupaten Rohan Hilir di Provinsi Riau. Festival ini begitu menarik untuk disaksikan, bukan hanya kemeriahannya, melainkan juga karena nilai sejarah, spiritual, dan keunikannya.

IDENTIFIKASI PERILAKU PENGGUNA MUSHALA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU DAN SOLUSI DESAINNYA

1David Aliddra, 2Fachry Enzeta, 3Frist Intan Rinjani, 4Natalia Dwiyanti Wahyu Utami, 5Safika Fitri

Abstrak
Mushala Teknik Universitas Riau merupakan salah satu penunjang pemenuhan kebutuhan spiritual manusia. Mushala ini tidak hanya sebagai pusat keagamaan bagi mahasiswa namun juga aktivitas organisasi maupun tempat diskusi para mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prilaku pengguna mushala dengan kondisi eksistingnya pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu dengan pengamatan fisik fakta lapangan yang ada secara langsung. Hasil pembahasan penelitian ini memperlihatkan bahwa arsitektur mempengaruhi prilaku manusia. Prilaku yang ada pada keadaan eksisting belum sesuai dengan tingkat kenyamanan untuk melakukan kegiatan. Maka dari hasil penelitian ini, dibuatlah solusi desain agar perilaku pengguna mushala bisa sesuai, teratur dan merasa nyaman dengan kegiatan yang mereka lakukan. Perubahan desain sebatas pada penambahan furniture, perubahan ruang pendukung dan detail-detail arsitektur agar mendukung perilaku yang sesuai.

Latar Belakang
Setiap Manusia memiliki prilaku yang berbeda – beda, sesuai dengan aktifitas dan lingkungan sekitar. Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. Belajar dapat didefinisikan sebagai satu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Sebagian besar mahasiwa teknik tidak memiliki waktu untuk melakukan kewajiban sholat zuhur maupun ashar di rumah, sehingga dengan adanya fasilitas Mushola yang berada di lingkungan kampus Universitas Riau dapat menghemat waktu perjalanan untuk melakukan kewajiban sholat di rumah.
Setiap mahasiswa memiliki prilaku yang berbeda – beda saat melakukan aktifitas di mushola Teknik, dengan adanya perbedaan itu maka di desainlah musholla dengan penerapan arsitektur yang memperhatikan keamanan, kenyamanan, yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

Tinjauan Pustaka
Definisi Arsitektur berwawasan perilaku menurut beberapa tokoh :
Menurut ( Donna P. Duerk ), bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system yang menempati tempat dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara empiris. Karena itu perilaku manusia selalu terjadi pada suatu tempat dan dapat dievaluasi secara keseluruhan tanpa pertimbangan factor-faktor lingkungan.
           Lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia.
Orang cenderung menduduki suatu tempat yang biasanya diduduki meskipun tempat tersebut bukan tempat duduk. Misalnya: susunan anak tangga didepan rumah, bagasi mobil yang besar, pagar yang rendah dan sebagainya.
           Perilaku manusia yang mempengaruhi lingkungan
Pada saat orang cenderung memilih jalan pintas yang dianggapnya terdekat dari pada melewati pedestrian yang memutar. Sehinga orang tersebut tanpa sadar telah membuat jalur sendiri meski telah disediakan pedestrian.
Arsitektur perilaku adalah Arsitektur yang dalam penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai lingkungan fisik) yaitu bahwa desain arsitektur dapat menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau sebaliknya sebagai penghalang terjadinya perilaku. (JB. Watson 1878-1958).

Mushala Fakultas Teknik
Mushala Fakultas Teknik ini berada di lingkungan kampus Universitas Riau, Pekanbaru. Mushala ini merupakan fasilitas penunjang yang di peruntukkan bagi mahasiswa dan mahasiswi khususnya Fakultas Teknik dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama islam.
Mushala ini sangat berguna bagi mahasiswa di sana, terutama pada pelaksanaan sholat Zuhur dan Ashar yang berada pada jam efektif perkuliahan. Tidak hanya sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah namun juga sebagai aktivitas organisasi Islam kampus. Sebagai tempat untuk belajar dan bersantai.
Keadaan arsitektural yang ada pada mushala ini membuat perilaku yang terjadi pada penggunanya di tuntut untuk menyesuaikan dengan keadaannya. Karena ada beberapa fasilitas pendukung mushala yang kurang sesuai untuk perilaku yang benar.
Karena mushala ini merupakan salah satu bangunan di Fakultas Teknik yang paling banyak di gunakan oleh mahasiswanya. Maka pembentukan perilaku di bangunan tersebut akan banyak mempengaruhi perilaku mahasiswa yang menggunakannya.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu merekam dan menyajikan aktivitas yang ditemukan dilapangan sebagai fakta yang mencakup kondisi eksisting. Pengumpulan data perilaku manusia secara fisik dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dan sebagai partisipan aktif yang ikut dalam kegiatan yang akan dilakukakan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan jurnal. Klasifikasi perilaku manusa ada 2 macam yaitu arsitektur yang mempengaruhi perilaku dan manusia yang mempengaruhi arsitektur. Karena penulis mengamati banguanan yang telah ada, maka yang terjadi adalah arsitektur yang memperngaruhi perilaku atau membentuk perilaku. Lokasi studi difokuskan di Mushala Fakultas Teknik Universitas Riau.

Kondisi Eksisting Mushola Fakultas Teknik Universitas Riau
Permasalahan utama pada mushala Fakultas Teknik ini adalah terjadinya persilangan sirkulasi antara wanita dan pria pada jalan menuju tempat wudlu dan pergerakan utama pada mushala. Persilangan sirkulasi antara pria dan wanita ini tentunya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah islami yang berlaku pada ajaran Islam. Dengan kondisi yang ada maka terjadilah pembentukan perilaku yang sebenarnya tidak sesuai dengan perilaku manusia ketika berada di tempat ibadah. 



Gambar. Sketsa Pergerakan Eksisting Sirkulasi Manusia Dan Perilakunya Di Mushala Teknik UR

Berawal dari datangnya pengguna menuju mushala. Pengunjung datang pada sisi kanan mushala bagi pengunjung pria, pengguna mushala pria ini duduk-duduk di selasar sambil meletakkan sepatunya sebelum memasuki ke bagian tempat wudlu. 

 Gambar. Tampak Samping Kanan Mushala

Datangnya pengguna wanita menuju mushala. Pengunjung datang pada sisi depan mushala, pengguna mushala wanita ini duduk-duduk di selasar sambil meletakkan sepatunya sebelum memasuki ke bagian tempat wudlu.



Gambar. Tampak Depan Mushala

Selanjutnya tidak tersedianya tempat untuk peletakan sepatu, memaksa para pengguna mushala untuk meletakkan sepatu dan sandalnya pada bagian selasar. Peletakkan sepatu ini pada jam puncaknya akan terjadi kesemerawutan seperti sepatu yang terinjak-injak oleh orang lain dan meletakkanu sepatu secara sembarangan, karena sudah tersenggol oleh orang lain akibat terlalu banyak pengguna pada jam puncak. Pada kondisi ini lingkungan bangunan yang ada membuat pengguna melakukan peletakkan sepatu sesuai dengan apa yang tersedia di lingkungan mushala tersebut. Kondisi ini termasuk arsitektur yang mempengaruhi perilaku manusianya.
Setelah pergerakan dari selasar, para pengguna tentunya akan menuju ke tempat berwudlu. Pada pergerakan pengguna pria harus melewati selasar bagian depan yang merupakan pusat dan main enterance bagi pengguna wanita.
Pada kondisi puncak jamaah maka selasar depan akan sangat dipenuhi oleh pengguna wanita, sehingga para pengguna pria haru melewati paving blok yang sebenarnya bukan merupakan tempat untuk pergerakan tanpa alas kaki. Sehingga terjadi perilaku berjinjit ketika jalan menuju ke tempat wudlu. Dan terkadang berjalan sambil berhati-hati agar tidak tersentuh oleh pengguna wanita.

 Gambar. Perkerasan Menuju Tempat Wudlu

Setelah melewati selasar yang merupakan pusat kumpulan pengguna wanita. Maka para pengguna mushala akan menuju ke bangunan tempat wudlu yang terpisah dari bangunan utama masjid.
Terdapat perkerasan untuk menuju ke tempat wudlu namun hanya tersedia perkerasan yang terbuat dari keramik bagi pengguna pria. Yang tersedia pun hanya untuk akses satu orang saja.
Sedangkan untuk pengguna wanita harus melewati perkerasan yang terbuat dari beton kasar yang cukup risih jika dilewati tanpa alas kaki. Karena akan membuat kaki menjadi kotor kembali setelah berwudlu.

Gambar. Tampak Dalam Bagian Tempat Wudlu

Ketika berada di dalam tempat berwudlu, perilaku penggunan pria ada yang meletakkan kopiah di tempat gantungan, ada juga yang meletakkan di saku celana sebelum berwudlu. Selain itu, sambil menunggu antrian berwudlu biasanya pengguna pria bercermin di dalam ruangan tersebut.  Ada juga yang langsung menuju ketoilet untuk buang air.
Perlaku pengguna wanita ketika berada di tempat berwudlu pada sitasi yang ramai mereka melakukan antrian sambil membuka jilbab, menyingsingkan lengan baju, dan bagi yang ingin ketoilet maka melakukan perilaku yang sama, setelah itu baru berwudlu. Antrian ini terjadi karena fasilitas tempat berwudlu yang kurang memadai. Setelah berwudlu maka perilaku pengguna wanita bercermin sambil merapikan jilbab. Dalam situasi yang sepi, biasanya pengguna wanita bercermin dahulu sambil merapikan jilbab, lalu bergegas menuju musholla.



Gambar. Tampak Dalam Bagian Peletakan Mukena

Pada tempat perletakan mukena, sangat tidak nyaman untuk dilihat. Dikarenakan tempat perletakan ini tidak rapi, dan sangat mengganggu bagi wanita yang melakukan ibadah. Tempat perletakan mukena ini berada dibagian samping dari shaf jamaah wanita, yang mana sirkulasi wanita yang mau beribadah dan mengambil perlengkapan ibadah seperti mukena nantinya akan menggangu bagi pengguna  wanita yang beribadah di sebelahnya.
Perilaku pengguna setelah selesai sholat, bagi pengguna pria biasanya berdo’a terlebih dahulu, lalu keluar dari musholla. Ada juga yang langsung keluar musholla, lalu menuju ke selasar untuk memakai kembali sepatunya. Ada juga yang duduk- duduk diselasar, ngobrol- ngobrol, sambil menunguu temannya. Dalam situasi yang sepi bagi jama’ah yang datang terakhir, perilaku mereka setelah selesai sholat, mereka berdo’a, beristirahat di dalam musholla, sambil berbaring. Ada juga yang memainkan handphone. Lalu keluar menuju selasar untuk memakai sepatu. Di selasar ada yang langsung membeli makanan berupa kue, roti, dan buah- buahan yang tersedia. Selain itu selasar menjadi tempat berdiskusi bagi kaum pria.
Begitu juga dengan jamaah wanita mereka melakukan hal yang sama, namun terdapat perbedaan bagi jamaah wanita, mereka tidak ada berbaring didalam musholla.

Solusi Desain Mushala Fakultas Teknik



Gambar. Mushola Teknik Universitas Riau

Kegiatan pertama, datang ke musholla. Prilaku yang terjadi duduk dan buka sepatu (wanita & Laki-laki). Permasalahan yang terjadi perletakan sepatu yang tidak teratur. Solusi Desain membuat rak sepatu di bagian tangga untuk menghemat tempat dan membuat musholla terlihat rapi.

 Gambar. Peletakan Sepatu

Terdapat undakan- undakan yang berbentuk tangga, sehingga sepatu dari mahasiswa yang sholat dimusholla tersebut tersimpan dibawahnya, hal ini untuk mengatasi masalah perletakan sepatu yang tidk rapi.
Kegiatan kedua, meletakan tas (wanita & laki-laki). Permasalahan yang terjadi mengganggu sirkulasi di dalam musholla, tidak aman. Solusi desain membuat loker untuk tas dan memposisikannya tiang bagian luar area musholla agar tidak mengganggu sirkulasi di dalam musholla



Gambar. Peletakan Loker Tas

Untuk mendapatkan keamanan, kenyamanan dari para mahasiswa mengenai permasalahan perletakan tas, maka dibuatlah locker tempat penyimpanan tas, yang mana locker ini terletak dibagian kolom dekat selasar. Locker ini memmpunyai kunci masing- masing bagi pengguna. Sehingga permasalahan tentang kehilangan barang- barang berupa tas dari para jamaah dapat diatasi.
Kegiatan ketiga, tempat wudhu. Permasalahan yang terjadi tempat wudhu wanita dan laki-laki memiliki sirkulasi yang sama. Solusi desain membuat tempat wudhu baru untuk laki-laki sehingga memiliki silkulasi sendri dan tidak mengganggu atau tidak memiliki sirkuasi yang sama dengan wanita.

 

Gambar. Zona Wudhu



Gambar. Zona Wudhu Laki - laki



Gambar. Zona Wudhu Perempuan

Dari musholla menuju tempat berwudlu, sirkulasi dari jamaah pria dan wanita sangat tidak nyaman, karena terdapat persilangan sirkulasi antara jamaah pria dan wanita, yang mana nantinya pria dan wanita dapat bersentuhan saat selesai berwudlu. Untuk mengatasi hal tersebut maka tempat berwudlu pria dan wanita dipisah. Yang mana termpat berwudlu wanita tetap berada di tempat yang lama dan dikhususkan untuk area ahwat, sedangkan tempat berwudlu pria dibangun di samping sekre ikhwan. Jadi area ini hanya dikhususkan untuk kawasan ikhwan.
Kegiatan keempat, mengambil dan meletakan mukena (wanita). Permasalahan yang terjadi perletakan mukena di dalam musholla mengurangi jumlah saf untuk sholat tempat meletakan mukena tidak teratur. Solusi desain mendesain tempat mukenah dengan pintu kaca geser yang memiliki 2 fungsi, di letakkan di bawah jendela dengan pintu pembuka di dalam mushola yang sebagian sisinya menjorok keluar dari mushola sehingga dapat digunakan sebagai tempat duduk untuk menunggu giliran sholat.



Gambar. Desain Tempat Mukenah dari Dalam Mushola



Gambar. Desain Tempat Mukenah dari Luar Mushola
  

Kesimpulan
Perilaku jama’ah pria dan wanita ketika datang ke musholla mereka duduk dan buka sepatu. Pada perletakan sepatu ini terlihat sangat tidak nyaman, karena perilaku mahasiswa/i saat meletakkan sepatu mereka meletakan sembarangan. Ini terlihat berantakan. Dengan adanya permasalahan perletakan sepatu yang tidak teratur maka solusi desainnya yaitu dengan membuat rak sepatu di bagian tangga untuk menghemat tempat perletakan sepatu agar tertata rapi sehingga nyaman untuk dilihat.
Perilaku jama’ah pria dan wanita ketika meletakan tas, mereka meletakkan tas didalam musholla, ini sangat mengganggu bagi jamaah yang melakukan ibadah. Selain itu, untuk mengatasi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna musholla, maka solusi desainnya yaitu : membuat loker untuk tas dan memposisikannya tiang bagian luar area musholla agar tidak mengganggu sirkulasi di dalam musholla.
Kegiatan dari jamaah pria dan wanita sebelum berwudhu dan sesudah berwudhu mereka melakukan kegiatan yang sama yaitu, berjalan menuju tempat wudhu dengan berjinjit,  berjalan di selasar musholla (laki-laki), berjalan smbil berdo’a. Dengan adanya permasalahan tempat wudhu untuk wanita dan laki-laki memiliki sirkulasi yang sama ini, maka solusi desainnya yaitu: membuat tempat wudhu baru untuk laki-laki sehingga memiliki silkulasi sendiri dan tidak mengganggu atau tidak memiliki sirkuasi yang sama dengan wanita.
Pada mushala teknik terlihat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh arsitektur sebagai wadah yang menaunginya. Maka dari itu untuk memperbaiki perilaku manusia bisa dengan menata atau mendesain ulang arsitektur. Agar terciptanya kenyamanan pada perilaku manusia yang melakukannya.


Referensi:
https://machalulardianto.wordpress.com/2014/03/19/definisi-arsitektur-berwawasan-perilaku/ diakses pada tanggal 6-Desember-2015 pukul 20.00 WIB
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/definisi-dan-pengertian-perilaku-konsep.html diakses pada tanggal 6-Desember-2015 pukul 20.00 WIB


IDENTIFIKASI PERILAKU PENGGUNA PANTI ASUHAN AR-RAHIM PEKANBARU DAN SOLUSI DESAINNYA


1David Aliddra, 2Fachry Enzeta
Abstrak
Panti Asuhan Ar-Rahim merupakan salah satu wadah bagi para anak yatim maupun piatu yang tidak memiliki tempat tinggal ataupun orang yang mengurusnya. Panti asuhan ini tidak hanya sebagai tempat mereka untuk berlindung dan sebagai tempat tinggal, namun juga sebagai tempat dimana mereka akan mendapatkan kasih sayang, keamanan, kenyamanan maupun interaksi sosial sesama mereka.

PEMUKIMAN KUMUH, CONTOH KASUS DI BEBERAPA KOTA DAN PENANGANANNYA




Fachry Enzeta1, Nur Adela Sobri R2, Ramadani3
Abstrak
Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang fatal dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.

ARSITEKTUR TRADISIONAL MELAYU DI LIMA KOTO KABUPATEN KAMPAR


Pendahuluan
Perkembangan perumahan dan permukiman saat ini cenderung kurang memperhatikan keberadaan rumah tradisional, khususnya arsitektur Rumah Tradisional Melayu. Rumah-rumah tradisional saat ini sudah mulai ditinggalkan dan menggantinya dengan rumah modern vernakular.