Friday, November 18, 2016

WISATA RELIGI BAKAR TONGKANG DI BAGAN SIAPIAPI, ROKAN HILIR


Bakar Tongkang di Bagansiapiapi adalah salah satu alasan penting mengapa Anda perlu menyambangi ibu kotanya Kabupaten Rohan Hilir di Provinsi Riau. Festival ini begitu menarik untuk disaksikan, bukan hanya kemeriahannya, melainkan juga karena nilai sejarah, spiritual, dan keunikannya.
Dalam ritual Bakar Tongkang, Anda dapat menyaksikan kemeriahan prosesi adat mulai dari ritual sembahyang, arak-arakan, pawai, atraksi barongsai, hingga hiburan seni oriental penyanyi asal Malaysia, Taiwan dan Singapura yang membawakan lagu berbahasa Hokkian. Tidak ketinggalan penyanyi dari dalam negeri seperti Medan, Singkawang, dan tentu saja dari tuan rumah, Bagansiapiapi. Puncak ritualnya adalah pembakaran replika tongkang raksasa dan penantian arah jatuhnya tiang kapal (menghadap laut atau darat) yang dipercaya akan menentukan keberuntungan selama setahun.
Bakar Tongkang atau dalam Bahasa Hokkien dikenal sebagai Go Gek Cap Lak merupakan ritual adat tahunan warga keturunan Tionghoa di Bagansiapiapi. Dalam bahasa Tionghoa ritual ini dinamakan Sio Ong Cuan dan dihelat setiap tahunnya tanggal 16 bulan kelima tahun Lunar (Go: bulan kelima; Cap Lak: tanggal enambelas) atau biasanya jatuh di bulan Juni. Ritual Bakar Tongkang adalah bentuk syukur kepada Dewa Ki Ong Ya dan Dewa Tai Su Ong yang telah memberikan keselamatan kepada para leluhur hingga mereka tiba di Bagansiapiapi. Dewa Ki Ong Yan dan Dewa Tai Su Ong merupakan perlambang sisi baik dan buruk, suka dan duka, rejeki dan malapetaka.
Festival Bakar Tongkang merupakan acara tahunan terbesar di Kabupaten Rohan Hilir, Provinsi Riau dan telah berlangsung sejak 1826. Festival ini juga digelar untuk memperingati kedatangan masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi. Dituturkan warga setempat bahwa kisah kedatangan nenek moyang mereka adalah perantau orang Tang-lang (Tionghoa keturunan Hokkian) yang memutuskan meninggalkan tanah kelahiran dari Distrik Tong’an (Tang Ua) di Xiamen, wilayah Provinsi Fujian, Tiongkok Selatan untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Mereka kemudian berlayar ke Laut Selatan mencari daerah baru hingga mulanya tiba di Songkhia, Thailand ditahun 1825. Karena konfik di negeri Siam kemudian mereka mengungsi menggunakan tongkang, yaitu perahu yang dasarnya rata untuk mengangkut pasir atau hasil tambang.
Ketika berlayar, awalnya ada 3 buah tongkang tetapi kemudian hanya satu yang berhasil sampai dengan selamat. Satu tongkang yang dipimpin oleh Ang Mie Kui tersebut berhasil berlabuh di daratan saat malam hari berkat petunjuk cahaya dari kunang-kunang (dalam bahasa lokal disebut siapi-api) yang mirip jilatan api di antara padang rumput dan hutan di tepi pantai. Wilayah tak bertuan dengan beberapa bagian (bagan dalam bahasa lokal) berupa rawa, padang rumput, dan hutan itu kemudian dijadikan pemukiman yang kemudian dikenal dengan nama Bagansiapiapi. Mereka juga bersepakat untuk membakar tongkang sebagai isyarat untuk tidak kembali ke tempat asal.
Kini, warga keturunan Tionghoa berbaur hidup saling berdampingan dengan beragam etnis dan suku lain termasuk dengan suku Melayu. Untuk mengenang peristiwa kedatangan leluhur orang Tionghoa di Bagansiapiapi dimana mayoritas bermarga Ang atau Hong, warga keturunan Tionghoa di Bagansiapiapi kemudian setiap tahun rutin menggelar ritual Bakar Tongkang. Mereka membuat replika tongkang raksasa berukuran 8,5 meter dan lebar 1,7 meter dengan bobot 400 kg. Replika tongkang tersebut kemudian disimpan satu malam di Klenteng Eng Hok King kemudian keesokan harinya setelah berdoa diarak menuju lokasi pembakaran. Saat diarak, ada atraksi Tan Ki, yaitu menunjukkan kekebalan tubuh dengan menusukkan benda tajam ke tubuh.
Setibanya di lokasi pembakaran, di sekeliling tongkang akan ditumpuk ribuan kertas kuning bertuliskan doa dari warga untuk leluhur. Puncak ritual bakar tongkang ini adalah menyaksikan jatuhnya tiang kapal replika tongkang dimana menurut kepercayaan warga jika tiang kapal jatuh ke arah laut maka peruntungan tahun itu akan banyak berasal dari laut. Sebaliknya, jika tiang kapal jatuh ke arah darat, maka peruntungan tahun itu banyak berasal dari daratan.
Tradisi Bakar Tongkang sebenarnya serupa dengan tradisi yang sudah ada sebelumnya di Tong-an Xiamen, Hokkian Selatan yang telah berlangsung ratusan tahun, dikenal dengan nama upacara “Sang Ong Chun” (Mengantar Kapal Raja). Tradisi Sang Ong Chun sendiri tidak dilanjutkan sampai setengah abad setelahnya. Di sana ritual tersebut dilaksanakan setiap 4 tahun dan sempat terputus selama 40 tahun karena Revolusi Budaya Tiongkok. Tata prosesi penyelanggaraan ritualnya berlangsung selama 7 hari sebagaimana yang telah tersebar ke Taiwan dengan nama ritual “Ong Chun Ki”. Rupanya tradisi tersebut diteruskan di Bagansiapiapi dengan sedikit perubahan dan peruntukan sesuai peringatan hari tibanya leluhur orang Tionghoa di Bagansiapiapi tanggal 16 bulan 5 Imlek (Goh Cap Lak). Terlebih lagi 18 orang yang selamat tiba di Bagansiapiapi hampir semuanya berasal dari Hokkian.
Ritual Bakar Tongkang atau Go Cap Lak di Bagansiapiapi kini telah menarik minat wisatawan lokal hingga mancanegara seperti yang rutin datang dari Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok. Diperkirakan sedikitnya 40 ribu pengunjung hadir dalam Festival Bakar Tongkang. Baiknya lagi, warga setempat menyadari bahwa atraksi turun-temurun tersebut mampu mendatangkan banyak wisatawan sehingga mereka pun rela menghias kota dengan aneka ornamen oriental untuk menyambut tamu yang datang. Hampir smeua warga akan menyambut perayaan dengan memasang lampion dan lukisan Dewa di rumah masing-masing.
Bagi warga Tionghoa di Bagansiapiapi, perayaan Bakar Tongkang dipercaya akan membawa kesuksesan dalam meniti hidup dan jika tidak diikuti maka hidup mereka akan kekurangan tanpa arah serta tujuan, selain itu kesukesan yang diraih tidak akan ada artinya. Oleh karena itu, bukan hanya wisatawan yang datang untuk menyaksikan kemeriahannya tetapi juga warga Tionghoa asal Bagansiapiapi yang telah merantau ke berbagai daerah atau negara lain pun akan pulang saat acara Bakar Tongkang. Ada kepercayaan bila warga keturunan Tionghoa Bagansiapiapi tidak ikut ambil bagian dalam acara ini maka akan timbul malapetaka.

Fasilitas Pada Daerah Wisata
a.         Fasilitas Penginapan
Kabupaten rokan hilir dengan ibukotanya bagansiapiapi adalah salah satu kabupaten di propinsi riau. Ada beberapa hotel, penginapan dan wisma yang dapat menjadi alternatif untuk anda menginap selama berada di sana terutama pada saat event Bakar Tongkang yang diadakan setiap trahunnya.. Daftar hotel, wisma, penginapan atau losmen berikut adalah daftar hotel di kota bagansiapiapi dan sekitarnya dilengkapi dengan alamat, nomor telepon, nomor faksimili, alamat email dan alamat websitenya.


Bagan hotel

Kelas : Melati
Alamat : Jl. Sentosa No. 24b Bagan Siapiapi
Kel./Desa Bagan Kota
Kec. Bangko
Kab. Rokan Hilir , 28911
Nomor Telepon : 0767 21888
Nomor Fax : 0767 21546

Bagan-Batu Bestari Hotel
Kelas : Melati
Alamat : Jl. Jend. Sudirman Bagan Batu No. 128
Kel./Desa Bagan Batu
Kec. Bagan Sinembah
Kab. Rokan Hilir , 28992
Nomor Telepon : 0765 51528
Nomor Fax : 0765 51528

Bintang Mulia Hotel
Kelas : Bintang 2
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 360
Kel./Desa Bagan Batu
Kec. Bagan Sinembah
Kab. Rokan Hilir , 28992
Nomor Telepon : 0765 51098
Nomor Fax : 0765 51906
Email : Hotelbintangmulia@Ymail.Com

Deli Wisma
Alamat : Jl. Lintas Sumatera Rt 02 Rw 06
Kel./Desa Banjar Xii
Kec. Tanah Putih
Kab. Rokan Hilir , 28983
Nomor Telepon : 08286530321
Fauziah Hotel
Kelas : Melati
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 401
Kel./Desa Bagan Batu
Kec. Bagan Sinembah
Kab. Rokan Hilir , 28992


b.        Fasilitas makan dan minum
Komponen lainnya yang sangat penting dalam mendukung industri pariwisata adalah jasa makan minum (Meals and beverages). Fasilitas restoran dan kafe di Bagansiapiapi menyediakan beraneka ragam makanan seperti makanan khas Indonesia seperti masakan melayu dan masakan minang. Selain itu seafood dan masakan Cina dengan mudah dijumpai diberberapa sudut kota. Di Bagansiapiapi gerai-gerai makanan umumnya terletak di pusat kota dalam radius ±300 meter dari kelenteng In Hok Kiong. Disini sejak sore pedagang makanan mulai mengelar dagangannya di pinggiran jalan dan trotoar terutama dijalan-jalan utama seperti di Jalan Merdeka, Jalan Klenteng, Jalan Gedung Nasional, Jalan Aman, Jalan Sentosa dan Jalan Perdagangan. Sedangkan minuman yang tawarkan cafe-café di Bagansiapiapi selain kopi adalah air tahu, air limau dan aneka jus. Keberadaan jenis makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian yang menarik selain merupakan sarana yang berperan penting dalam pengembangan industri pariwisata dan dapat dijadikan jati diri (identitas) bangsa.
Tingginya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Bagansiapiapi terutama saat diselenggarakannnya event   besar seperti Bakar Tongkang menjadi peluang yang sangat potensial untuk dimanfaatkan masyarakat Bagansiapiapi berjualan makanan dan minuman karena tingginya permintaan. Karena wisatawan dalam Bakar Tongkang hampir keseluruhannya merupakan orang keturunan Tiongkok, maka semestinya makanan yang perlu dipersiapkan adalah jenis masakan Cina atau Indonesia yang umumnya mereka senangi. Begitu pula keberadaan Bagansiapiapi yang telah lama dikenal sebagai kota ikan, tentunya seafood paling cocok untuk disediakan.
Keanekaragaman makanan dan minuman ada di Bagansiapiapi belum dapat memenuhi keseluruhan faktor diatas. Produk-produk yang ada baru diolah secara sederhana  atau beberapa jenis masakan saja. Kedepan perlu digali masakan khas yang dapat lebih memberi pilihan dan cita rasa yang menarik minat  dan selera wisatawan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah legalitas makanan yang disahkan oleh fihak terkait seperti kesehatan makanan dari dinas kesehatan dan label halal dari Majelis Ulama Indonesia ini arena tidak hanya wisatawan ketururunan Cina Bagansiapiapi saja yang menikmati makanan khas tersebut.

c.         Fasilitas  Cenderamata
Sudah merupakan suatu kebutuhan disetiap kunjungan wisata, wisatawan memerlukan cenderamata sebagai kenangan atau oleh-oleh untuk dibawa pulang. Keberadaan cenderamata di Bagansiapiapi masih sangat terbatas. Umumnya masih didominasi oleh makanan–makanan ringan. Cenderamata lain yang sudah mulai berkembang di Bagansiapiapi adalah kerajinan miniatur kapal kayu. Miniatur kapal ini meniru keberadaan kapal yang pernah diproduksi galangan kapal kayu di Bagansiapiapi. Ukuran setiap kapalnya masih tergolong cukup besar yakni berukuran 1 s/d 1,5 meter, dengan harga yang masih tergolong mahal diantara  Rp. 500.000,- s/d Rp. 3.000.000,- setiap unit, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan model yang dibuat.
Tingginya permintaan cenderamata pada masa diselenggarakannya Bakar Tongkang, tidak membuat peluang bisnis cenderamata yang sangat menjanjikan tersebut ditanggkap secara optimal oleh masyarakat Bagansiapiapi. Hal ini terlihat dari sedikitnya produsen yang menghasilkan cenderamata jika ada umumnya dilakukan oleh pengusaha home indrustri yang telah ada sejak lama. Beberapa jenis tren mark produk kota ini justru semakin menghilang seperti Kecap dan Tauco sudah kurang diminati sejalan dengan berubahnya waktu.
Selain dari jenis makanan beraneka ragam cendramata dari bahan lainnya dapat disediakan seperti tekstil seperti kaos, batik, dan tenun. Produk anyaman, tekat dan sulaman. Pernik-pernik dan gantungan kunci, hiasan meja dan dinding  dari bahan kerang-kerangan, kayu, logam dan fiberglas. Selain itu terbatasnya cenderamata yang dihasilkan masyarakat Bagansiapiapi menyebabkan kunjungan wisatawan ke Bagansiapiapi menjadi kurang dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat khususnya dari sisi pendapatan  dari berbelanja cenderamata. 

d.        Fasilitas Jasa Hiburan
Karena tidak adanya sarana dan prasana hiburan (entertainment) seperti karaoke, atau live music di Bagansiapiapi, praktis keadaan tersebut tidak memberikan pendapatan bagi masyarakat dari bisnis tersebut. Hiburan yang ada justru hanya hiburan rakyat yang khusus diperuntukkan dalam rangka memeriahkan acara Bakar Tongkang tersebut. Sebuah Panggung besar dipasang di ruas Jalan Klenteng tepat di depan Klenteng In Hok Kiong. Pada hiburan ini didatangkan para seniman yang terdiri  musisi dan artis-artis mandarin dari dalam maupun dari luar negeri sehingga suasana hiburan tersebut lebih mirip perayaan yang diselenggarakan di tanah leluhur mereka. Dengan keadaan tersebut secara otomatis keramaian pengunjung menumpuk di tengah kota terutama di halaman Klenteng In Hok Kiong. Sedangkan untuk menghilangkan kejenuhan pengunjung lainnya menghabiskan waktu untuk berkeliling kota dengan berboncengan sepeda motor, atau berjalan kaki. Rute yang cukup padat dan digemari pelancong umumnya sepanjang Jalan Perniagaan-Perdagangan, Jalan Pahlawan, Jalan Gedung Nasional, Jalan Sentosa dan lain sebagainya. Aksi keliling kota ini berlangsung hingga larut malam. Saat menjelang pagi saat para pengunjung bergerak menuju halaman Klenteng In Hok Kiong untuk melakukan persembahyangan yang waktunya masuk setelah pukul 00.00 WIB. 

Akses Menuju Destinasi dan Didalam Destinasi
Kota Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir, dapat dicapai dari Pekanbaru dengan perjalanan darat sekira 6 - 7 jam atau berjarak kurang lebih 350 km. Dapat pula dari Medan di Provinsi Sumatera Utara dengan perjalanan selama 10-12 jam melalui Lintas Timur Sumatera. Apabila Anda datang dari Kota Dumai maka hanya dibutuhkan waktu tempuh 2 - 3 jam melalui jalan darat. Di Kota Bagansiapiapi telah tersedia banyak hotel dan penginapan melengkapi kota cantik ibarat Taiwan di Pulau Sumatera ini.
Akses pada lokasi wisata berada di pusat kota membuat tidak sulit dijangkau dari daerah kota. Bisa diakses menggunakan angkutan umum untuk menuju ke lokasi. Ketika berada lokasi wisata wisatawan memarkirkan kendaraannya di daerah sekitar tempat wisata. Untuk menyaksikan acara ritual bakar tongkang wisatawan harus jalan kaki menuju ke klentang. Akses untuk di dalam kawasan wisata dilakukan menggunakan jalan kaki karena pada puncak acara sangat banyak wisatawan yang datang dan berkumpul disana.

Referensi:
http://www.sinarharapan.co/news/read/150704097/ritual-bakar-tongkang-yang-kurang-berkumandang- di akses pada 16-Maret-2016 10.30 WIB
http://id.indonesia.travel/attraction/attraction_details/406/bakar-tongkang-ritual-adat-unik-di-bagansiapiapi di akses pada 16-Maret-2016 10.30 WIB

Artikel Terkait