Saturday, November 26, 2016

ARSITEKTUR ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP DESAIN MASJID



Ada beberapa bangunan di jaman Nabi Muhammad yang menjadi penanda munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Juatha di Arab Saudi. Khilafah Rashidun (632–661) adalah pemimpin Islam pertama yang mulai mempopulerkan arsitektur Islam.

Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orang tua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.
Kaidah Arsitektur Islam 1) Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk hidup yang utuh 2) Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah Allah SWT. 3) Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan. 4) Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga akhlak dan prilaku. 5) Posisi toilet tidak di bolehkan menghadap atau membelakangi kiblat. 6) Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga di sekitar 7) Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam. 8) Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.

Sejarah Awal Arsitektur Islam
Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.

Sejarah Awal


Salah satu bagian dari era Umayyah Mshatta Facade, sekarang disimpan di museum Pergamon di Berlin, diambil dari Kerajaan Amman
Ada beberapa bangunan di jaman Nabi Muhammad yang menjadi penanda munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Juatha di Arab Saudi. Khilafah Rashidun (632–661) adalah pemimpin Islam pertama yang mulai mempopulerkan arsitektur Islam.
Khalifah Umayyah (661–750) mengkombinasikan beberapa elemen dari arsitektur Byzantium dan arsitektur Sassanid. Arsitektur Umayyah memperkenalkan bentuk baru yang mengkombinasikan gaya barat dan timur. Model pelengkung yang berbentuk sepatu kuda mulai muncul pertama kali pada masa dinasti Umayyah, lalu kemudian berkembang pesat di Andalusia. Arsitektur Umayyah memunculkan penggunaan berbagai jenis dekorasi, termasuk diantaranya adapalah penggunaan berbagai macam mosaik, cat dinding, patung dan relief dengan motif Islam. Pada masa Umayyah, diperkenalkan sebuah ruang transept yang membagi ruang solat berdasarkan axis terpendek. Mereka juga menambahkan mihrab ke dalam desain masjid. Masjid di Madinah dibangun oleh al-Walid I menjadi masjid pertama yang memiliki mihrab, sebuah ruang tambahan menghadap kiblat yang menjadi tempat imam memimpin shalat atau khatib memberikan ceramah. Mihrab kini seolah menjadi standar dari desain sebuah masjid di seluruh dunia.
Arsitektur Abbasiah dimasa Khalifah Abbasiah (750–1513) sangat kuat dipengaruhi oleh arsitektur Sassanid, dan arsitektur dari Asia tengah. masjid Abbasiah memiliki sebuah courtyard. Awal mula arsitektur Abbasiah dapat ditemui di masjid al-Mansur yang dibangun di Baghdad. Masjid Agung Samarra dibangun oleh al-Mutawakkil berukuran 256 kali 139 ms (840 × 460 kaki). Masjid ini memiliki atap datar dari kayu yang disangga oleh tiang-tiang. Masjid ini memiliki dekorasi marmer dan mosaik kaca. Masjid Samarra memiliki menara spiral, satu-satunya yang ada di Iraq. Sebuah masjid di Balkh atau sekarang terdapat di wilayah Afghanistan berukuran 20 kali 20 ms (66 × 66 kaki), yang memiliki sembilan kubah.
Konstruksi Masjid Agung Córdoba (sekarang menjadi sebuah katedral bernama Mezquita) dimulai pada tahun 785 sekaligus sebagai penanda berdirinya era arsitektur Moorish di Iberian peninsula dan Afrika utara. Masjid ini memiliki bentuk pelengkung yang menjulang. Arsitektur Moorish mencapai masa jayanya pada saat konstruksi Alhambra, sebuah istana dan benteng yang megah di Granada, Ruang interiornya terbuka sehingga memungkinkan angin bergerak masuk dan didominasi warna merah, biru dan emas. Dindingnya diberi hiasan bermotif dedaunan yang saat itu sedang menjadi tren, Kaligrafi Arab, dan pola arabesque, Dindingnya dilapisi keramik. Bangunan lainnya yang bertahan hingga kini antara lain bangunan Bab Mardum di Toledo, atau gerbang lengkung Medina Azahara. Arsitektur Moorish berakar dari kebudayaan Arab dan berkembang di masa kekhalifahan Umayyah di Levant tahun 660 dengan ibukotanya Damascus yang memiliki banyak arsitektur Islam Arab yang bercirikan pola-pola geometris.

Pengaruh dan Gaya
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Masjid Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret. Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Ustman merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilika menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam selanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya masjid Sulaiman, dan masjid Rustem Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.

Arsitektur Persia


Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain. Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Timur, gaya arsitektur Hindu juga turut memengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.

Arsitektur Moor
Pembangunan mesjid raya di Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur islam di peninsula Iberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur moor meraih masa puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada, dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru dan emas.

Pengaruh Budaya dalam Desain Arsitektur Masjid
Datang kepada suatu bangsa yg tidak mengenal seni bangunan, akhirnya Islam mengenalkan dan menyatukan bangsa tersebut dengan bangsa-bangsa lainnya dan terjadilah Assimilasi Ilmu Pengetahuan dan Seni termasuk Seni Arsitektur.


Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak pemandian umum, air mancur dan bangunan domestik lainnya.

Seni Dan Kaidah
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasad yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika berada didalam bangunan sehingga menjadikan penghuni merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang-ruan dalam sebuah rumah, bisa menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka rajin beribadah.
Kaidah Arsitektur Islam
1)     Didalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk hidup yang utuh
2)     Didalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada yang Maha Indah, yaitu Allah SWT.
3)     Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan.
4)     Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku.
5)     Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat.
6)     Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar
7)     Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak alam.
8)     Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna alam.

Sejarah
Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad beserta para sahabatnya berhasil menaklukkan Makkah dari kafir Quraish. Pada masa ini bangunan suci Ka'bah mulai didedikasikan untuk kepentingan agama Islam, rekonstruksi Ka'bah telah dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum Islam, dinding Ka'bah dihiasi oleh beragam gambar dan berhala serta beberapa gambar mahluk. Ajaran yang muncul belakangan, terutama berasal dari Al Qur'an, akhirnya melarang penggunaan simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama manusia dan binatang. Pada abad ke-7, muslim terus berekspansi dan akhirnya mendapatkan wilayah yang sangat luas. Tiap kali muslim mendapatkan tanah wilayah baru, yang pertama kali mereka pikirkan adalah tempat untuk beribadah, yaitu mesjid. Perkembangan mesjid di saat-saat awal ini sangat sederhana sekali, atau kadang-kadang beberapa bangunan diadaptasikan dari bangunan yang telah ada sebelumnya.

Pengaruh Dan Gaya
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. 


Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang.


Masjid Agung Samarra adalah masjid yang dibangun oleh khalif Bani Abbasiyah, Al-Mutawakkil di kota Samarra, Irak, pada tahun 848 dan konstruksinya selesai tahun 852. Masjid ini dihancurkan tahun 1278 oleh bangsa mongol dibawah Hulagu Khan dan hanya menyisakan dinding luar dan menaranya Malwiya
Mesjid Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret.


Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Sultan Mehmet II merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilika, Hagia Sophia, menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam selanjutnya selama kekaisaran ottoman, misalnya mesjid Sulaiman, dan mesjid Rustem Pasha.
Bekas basilika Hagia Sophia yg ditambah 4 menara oleh muslim (kanan atas) dan Masjid Biru yang dibangun atas perintah Sulatan Ahmed I (tengah bawah)
Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.

Arsitektur Moor
Pembangunan mesjid raya di Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur islam di peninsula Iberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur moor meraih masa puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada, dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru dan emas.

Masjid Kordoba
Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid. Pada masa kekuasaan Islam di Spanyol Córdoba adalah ibukota Spanyol di bawah pemerintahan dinasti Umayyah. Setelah Reconquista atau Penaklukkan Kembali Spanyol oleh kaum Kristen, gedung ini diubah fungsi menjadi sebuah gereja dengan katedral gotik yang dimasukkan ke tengah gedung berarsitektur Moor ini. Sekarang keseluruhan gedung dipakai sebagai gedung katedral diosese Córdoba di Spanyol.
Masjid Cordoba, pada 15 Desember 1994 ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu tempat peninggalan yang sangat bersejarah dan penting di dunia. Masjid itu pertama kali dibangun oleh Khalifah Muslim Abdurahman I pada tahun 787. Pembangunannya terus dilakukan oleh khalifah-khalifah penerusnya.


Masjid Cordoba memiliki ruangan dalam untuk salat, berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh lapangan terbuka, seperti model masjid-masjid peninggalan Umayyah dan Abbasiyah yang dibangun di Suriah dan Irak.


Lukisan yang dibuat thn 1880 oleh Edwin L Weeks, Yang menggambarkan Masjid Kordoba
Pada saat pemerintahan Umayyah, Cordoba menjadi ibukota Spanyol di bawah pemerintahan khalifah Islam dan dikenal tidak ada tadingannya di Eropa dalam hal kemajuan peradabannya. Cordoba pada saat itu juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, di mana volume kunjungan ke perpustakaannya mencapai 400.000 kunjungan. Sementara perpustakaan-perpustakaan besar di Eropa, volume pengunjungnya jarang mencapai angka seribu.

Arsitektur Persia
Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi timur dari sungai eufrat dan tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain. 


Contoh dari arsitektur persia yang diadopsi oleh islam adalah Iwan. Iwan (Persia: ایوان Eyvan, Arab: إيوان Iwan) adalah ruang persegi atau ruang mihrab yang besar, biasanya berkubah, berdinding di tiga sisi, dengan salah satu ujung sepenuhnya terbuka. Gerbang formal menuju iwan disebut pishtaq, istilah Persia untuk sebuah gerbang dari fasad bangunan, biasanya dihiasi dengan kaligrafi, tegel hias mengkilap, dan desain geometris. Karena definisi memungkinkan untuk beberapa interpretasi , bentuk dan karakteristik keseluruhan dapat sangat bervariasi dalam hal skala, bahan, atau hiasan. Berfungsi yang paling sering dikaitkan dengan arsitektur Islam, namun bentuk diciptakan jauh lebih awal dan sepenuhnya dikembangkan di Mesopotamia, sekitar abad ke ketiga selama periode Persia Parthia.
Banyak kota, misalnya Baghdad, dibangun dengan contoh kota lama persia misalnya Firouzabad. Bahkan, sekarang bisa diketahui bahwa dua arsitek yang dipekerjakan oleh Al-Mansur untuk merancang kota pada masa awal adalah warisan dari kekaisaran Persia, yaitu Naubakht, seorang zoroaster persia, dan seorang Yahudi dari Khorasan, Iran yaitu Mashallah. Mesjid gaya persia bisa dilihat dari ciri khasnya yaitu pilar batu bata, taman yang luas dan lengkungan yang disokong beberapa pilar. Di Asia Timur, gaya arsitektur Hindu juga turut memengaruhi namun akhirnya tertekan oleh kebudayaan persia yang ketika itu dalam masa jayanya.

Masjid Nasir Al-Mulk
Masjid Nasir al-Mulk (Persia: مسجد نصیر الملك - Masjed-e Naseer ol Molk, Azerbaijan: Nəsirül-Mulk məscidi) adalah masjid tradisional di Shiraz, Iran, yang terletak di Goade-e-Araban (dekat masjid yang lebih terkenal Shah Cheragh).


Masjid ini dibangun Selama era Qajar, dan masih digunakan di bawah pemeliharaan oleh Yayasan Nasir al Mulk. Masjid dibangun atas perintah Mirza Hasan Ali Nasir al Molk, salah satu raja Dinasti Qajar, pada tahun 1876 dan selesai pada tahun 1888. Para desainer adalah Muhammad Hasan-e-Memar dan Muhammad Reza Kashi Paz-e-Shirazi.
Masjid ini menggunakan kaca berwarna di fasad-nya, dan menampilkan unsur tradisional lainnya seperti Panj Kaseh-i (lima cekungan) dalam desain.

Kesimpulan
Masjid ternyata merupakan adopsi dari kebudayaan lain, di mana desain-desainnya di terapkan dari asimilasi kebudayaan. Misalnya saja pada kubah, kubah merupakan kebudayaan arsitektural byzantium. Lalu, karena kedekatannya dengan kekaisaran persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia, bahkan bisa dikatakan arsitektur islam merupakan evolusi dari arsitektur persia, yang memang sejak kehadiran Islam, kejayaan Persia mulai pudar yang menunggu digantikan oleh kebudayaan lain. Contoh dari arsitektur persia yang diadopsi oleh islam adalah Iwan. Iwan (Persia: ایوان Eyvan, Arab: إيوان Iwan) adalah ruang persegi atau ruang mihrab yang besar, biasanya berkubah, berdinding di tiga sisi, dengan salah satu ujung sepenuhnya terbuka.
Dari penjabaran diatas maka dapat kita simpulkan bahwa arsitektural islam bukan begitu saja hadir di pemikiran orang-orang islam pada masa itu, namun lebih merupakan hasil dari proses asimilasi budaya antar bangsa.

Saran
Dengan mempelajari pengaruh budaya pada desain masjid maka kita akan lebih mengetahui hal-hal mengenai Arsitektur di masa lampu. Hal tersebut bertujuan agar kita lebih mengenal perkembangan seni bina yang terjadi. Dengan sejarah ini setidaknya kita bisa mengambil intisari ataupun pemahaman-pemahaman yang berkaitan dengan desain-desain masjid ini ataupun menerapkan hal-hal yang ada di dalam arsitektur masjid ini ke dalam desain-desain yang akan kita buat.  

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Islam
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/09/arsitektur-islam-interior-interior.html

Artikel Terkait