Tinjauan Pustaka | Studi Kasus | Identifikasi | Karya | Referensi | Arsitektur dan Lainnya
Friday, November 18, 2016
Browse » Home »
Arsitektur Perilaku
,
Mushala Teknik Universitas Riau
,
Penelitian Perilaku
,
Studi Kasus
,
Studi Literatur
» IDENTIFIKASI PERILAKU PENGGUNA MUSHALA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU DAN SOLUSI DESAINNYA
IDENTIFIKASI PERILAKU PENGGUNA MUSHALA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU DAN SOLUSI DESAINNYA
1David Aliddra, 2Fachry Enzeta, 3Frist
Intan Rinjani, 4Natalia Dwiyanti Wahyu Utami, 5Safika
Fitri
Abstrak
Mushala Teknik Universitas Riau merupakan
salah satu penunjang pemenuhan kebutuhan spiritual manusia. Mushala ini tidak
hanya sebagai pusat keagamaan bagi mahasiswa namun juga aktivitas organisasi
maupun tempat diskusi para mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui prilaku pengguna mushala dengan kondisi eksistingnya pada saat ini.
Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu dengan pengamatan fisik fakta
lapangan yang ada secara langsung. Hasil pembahasan penelitian ini memperlihatkan
bahwa arsitektur mempengaruhi prilaku manusia. Prilaku yang ada pada keadaan
eksisting belum sesuai dengan tingkat kenyamanan untuk melakukan kegiatan. Maka
dari hasil penelitian ini, dibuatlah solusi desain agar perilaku pengguna
mushala bisa sesuai, teratur dan merasa nyaman dengan kegiatan yang mereka
lakukan. Perubahan desain sebatas pada penambahan furniture, perubahan ruang
pendukung dan detail-detail arsitektur agar mendukung perilaku yang sesuai.
Latar
Belakang
Setiap Manusia memiliki
prilaku yang berbeda – beda, sesuai dengan aktifitas dan lingkungan sekitar.
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat
kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai satu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam pengertian umum perilaku adalah
segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Sebagian besar mahasiwa
teknik tidak memiliki waktu untuk melakukan kewajiban sholat zuhur maupun ashar
di rumah, sehingga dengan adanya fasilitas Mushola yang berada di lingkungan
kampus Universitas Riau dapat menghemat waktu perjalanan untuk melakukan
kewajiban sholat di rumah.
Setiap mahasiswa memiliki
prilaku yang berbeda – beda saat melakukan aktifitas di mushola Teknik, dengan
adanya perbedaan itu maka di desainlah musholla dengan penerapan arsitektur
yang memperhatikan keamanan, kenyamanan, yang dilengkapi dengan fasilitas yang
memadai.
Tinjauan
Pustaka
Definisi Arsitektur berwawasan
perilaku menurut beberapa tokoh :
Menurut ( Donna P. Duerk ),
bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system yang menempati tempat
dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara empiris. Karena itu perilaku
manusia selalu terjadi pada suatu tempat dan dapat dievaluasi secara
keseluruhan tanpa pertimbangan factor-faktor lingkungan.
• Lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia.
Orang cenderung menduduki
suatu tempat yang biasanya diduduki meskipun tempat tersebut bukan tempat
duduk. Misalnya: susunan anak tangga didepan rumah, bagasi mobil yang besar,
pagar yang rendah dan sebagainya.
• Perilaku manusia yang mempengaruhi lingkungan
Pada saat orang cenderung
memilih jalan pintas yang dianggapnya terdekat dari pada melewati pedestrian yang
memutar. Sehinga orang tersebut tanpa sadar telah membuat jalur sendiri meski
telah disediakan pedestrian.
Arsitektur perilaku adalah
Arsitektur yang dalam penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan
perilaku dalam perancangan kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai
lingkungan fisik) yaitu bahwa desain arsitektur dapat menjadi fasilitator
terjadinya perilaku atau sebaliknya sebagai penghalang terjadinya perilaku.
(JB. Watson 1878-1958).
Mushala
Fakultas Teknik
Mushala Fakultas Teknik ini
berada di lingkungan kampus Universitas Riau, Pekanbaru. Mushala ini merupakan
fasilitas penunjang yang di peruntukkan bagi mahasiswa dan mahasiswi khususnya
Fakultas Teknik dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama islam.
Mushala ini sangat berguna
bagi mahasiswa di sana, terutama pada pelaksanaan sholat Zuhur dan Ashar yang
berada pada jam efektif perkuliahan. Tidak hanya sebagai tempat untuk melaksanakan
ibadah namun juga sebagai aktivitas organisasi Islam kampus. Sebagai tempat
untuk belajar dan bersantai.
Keadaan arsitektural yang ada
pada mushala ini membuat perilaku yang terjadi pada penggunanya di tuntut untuk
menyesuaikan dengan keadaannya. Karena ada beberapa fasilitas pendukung mushala
yang kurang sesuai untuk perilaku yang benar.
Karena mushala ini merupakan
salah satu bangunan di Fakultas Teknik yang paling banyak di gunakan oleh
mahasiswanya. Maka pembentukan perilaku di bangunan tersebut akan banyak
mempengaruhi perilaku mahasiswa yang menggunakannya.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan
metode observasi yaitu merekam dan menyajikan aktivitas yang ditemukan
dilapangan sebagai fakta yang mencakup kondisi eksisting. Pengumpulan data
perilaku manusia secara fisik dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
dan sebagai partisipan aktif yang ikut dalam kegiatan yang akan dilakukakan,
sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan jurnal.
Klasifikasi perilaku manusa ada 2 macam yaitu arsitektur yang mempengaruhi
perilaku dan manusia yang mempengaruhi arsitektur. Karena penulis mengamati
banguanan yang telah ada, maka yang terjadi adalah arsitektur yang
memperngaruhi perilaku atau membentuk perilaku. Lokasi studi difokuskan di Mushala
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Kondisi
Eksisting Mushola Fakultas Teknik Universitas Riau
Permasalahan utama pada
mushala Fakultas Teknik ini adalah terjadinya persilangan sirkulasi antara
wanita dan pria pada jalan menuju tempat wudlu dan pergerakan utama pada
mushala. Persilangan sirkulasi antara pria dan wanita ini tentunya tidak sesuai
dengan kaidah-kaidah islami yang berlaku pada ajaran Islam. Dengan kondisi yang
ada maka terjadilah pembentukan perilaku yang sebenarnya tidak sesuai dengan
perilaku manusia ketika berada di tempat ibadah.
Gambar. Sketsa Pergerakan Eksisting Sirkulasi Manusia Dan
Perilakunya Di Mushala Teknik UR
Berawal dari datangnya
pengguna menuju mushala. Pengunjung datang pada sisi kanan mushala bagi
pengunjung pria, pengguna mushala pria ini duduk-duduk di selasar sambil
meletakkan sepatunya sebelum memasuki ke bagian tempat wudlu.
Gambar. Tampak Samping Kanan Mushala
Datangnya pengguna wanita
menuju mushala. Pengunjung datang pada sisi depan mushala, pengguna mushala
wanita ini duduk-duduk di selasar sambil meletakkan sepatunya sebelum memasuki
ke bagian tempat wudlu.
Gambar. Tampak Depan Mushala
Selanjutnya tidak tersedianya
tempat untuk peletakan sepatu, memaksa para pengguna mushala untuk meletakkan
sepatu dan sandalnya pada bagian selasar. Peletakkan sepatu ini pada jam
puncaknya akan terjadi kesemerawutan seperti sepatu yang terinjak-injak oleh
orang lain dan meletakkanu sepatu secara sembarangan, karena sudah tersenggol
oleh orang lain akibat terlalu banyak pengguna pada jam puncak. Pada kondisi
ini lingkungan bangunan yang ada membuat pengguna melakukan peletakkan sepatu
sesuai dengan apa yang tersedia di lingkungan mushala tersebut. Kondisi ini
termasuk arsitektur yang mempengaruhi perilaku manusianya.
Setelah pergerakan dari
selasar, para pengguna tentunya akan menuju ke tempat berwudlu. Pada pergerakan
pengguna pria harus melewati selasar bagian depan yang merupakan pusat dan main
enterance bagi pengguna wanita.
Pada kondisi puncak jamaah
maka selasar depan akan sangat dipenuhi oleh pengguna wanita, sehingga para
pengguna pria haru melewati paving blok yang sebenarnya bukan merupakan tempat
untuk pergerakan tanpa alas kaki. Sehingga terjadi perilaku berjinjit ketika
jalan menuju ke tempat wudlu. Dan terkadang berjalan sambil berhati-hati agar
tidak tersentuh oleh pengguna wanita.
Gambar. Perkerasan Menuju Tempat Wudlu
Setelah melewati selasar yang
merupakan pusat kumpulan pengguna wanita. Maka para pengguna mushala akan
menuju ke bangunan tempat wudlu yang terpisah dari bangunan utama masjid.
Terdapat perkerasan untuk
menuju ke tempat wudlu namun hanya tersedia perkerasan yang terbuat dari
keramik bagi pengguna pria. Yang tersedia pun hanya untuk akses satu orang
saja.
Sedangkan untuk pengguna
wanita harus melewati perkerasan yang terbuat dari beton kasar yang cukup risih
jika dilewati tanpa alas kaki. Karena akan membuat kaki menjadi kotor kembali
setelah berwudlu.
Gambar. Tampak Dalam Bagian Tempat Wudlu
Ketika berada di dalam tempat
berwudlu, perilaku penggunan pria ada yang meletakkan kopiah di tempat
gantungan, ada juga yang meletakkan di saku celana sebelum berwudlu. Selain
itu, sambil menunggu antrian berwudlu biasanya pengguna pria bercermin di dalam
ruangan tersebut. Ada juga yang langsung
menuju ketoilet untuk buang air.
Perlaku pengguna wanita ketika
berada di tempat berwudlu pada sitasi yang ramai mereka melakukan antrian
sambil membuka jilbab, menyingsingkan lengan baju, dan bagi yang ingin ketoilet
maka melakukan perilaku yang sama, setelah itu baru berwudlu. Antrian ini
terjadi karena fasilitas tempat berwudlu yang kurang memadai. Setelah berwudlu
maka perilaku pengguna wanita bercermin sambil merapikan jilbab. Dalam situasi
yang sepi, biasanya pengguna wanita bercermin dahulu sambil merapikan jilbab,
lalu bergegas menuju musholla.
Gambar. Tampak Dalam Bagian Peletakan Mukena
Pada tempat perletakan mukena,
sangat tidak nyaman untuk dilihat. Dikarenakan tempat perletakan ini tidak
rapi, dan sangat mengganggu bagi wanita yang melakukan ibadah. Tempat
perletakan mukena ini berada dibagian samping dari shaf jamaah wanita, yang
mana sirkulasi wanita yang mau beribadah dan mengambil perlengkapan ibadah
seperti mukena nantinya akan menggangu bagi pengguna wanita yang beribadah di sebelahnya.
Perilaku pengguna setelah
selesai sholat, bagi pengguna pria biasanya berdo’a terlebih dahulu, lalu
keluar dari musholla. Ada juga yang langsung keluar musholla, lalu menuju ke
selasar untuk memakai kembali sepatunya. Ada juga yang duduk- duduk diselasar,
ngobrol- ngobrol, sambil menunguu temannya. Dalam situasi yang sepi bagi
jama’ah yang datang terakhir, perilaku mereka setelah selesai sholat, mereka
berdo’a, beristirahat di dalam musholla, sambil berbaring. Ada juga yang
memainkan handphone. Lalu keluar menuju selasar untuk memakai sepatu. Di
selasar ada yang langsung membeli makanan berupa kue, roti, dan buah- buahan
yang tersedia. Selain itu selasar menjadi tempat berdiskusi bagi kaum pria.
Begitu juga dengan jamaah
wanita mereka melakukan hal yang sama, namun terdapat perbedaan bagi jamaah
wanita, mereka tidak ada berbaring didalam musholla.
Solusi
Desain Mushala Fakultas Teknik
Gambar. Mushola Teknik Universitas Riau
Kegiatan pertama, datang ke
musholla. Prilaku yang terjadi duduk dan buka sepatu (wanita & Laki-laki).
Permasalahan yang terjadi perletakan sepatu yang tidak teratur. Solusi Desain
membuat rak sepatu di bagian tangga untuk menghemat tempat dan membuat musholla
terlihat rapi.
Gambar. Peletakan Sepatu
Terdapat undakan- undakan yang
berbentuk tangga, sehingga sepatu dari mahasiswa yang sholat dimusholla
tersebut tersimpan dibawahnya, hal ini untuk mengatasi masalah perletakan
sepatu yang tidk rapi.
Kegiatan kedua, meletakan tas
(wanita & laki-laki). Permasalahan yang terjadi mengganggu sirkulasi di
dalam musholla, tidak aman. Solusi desain membuat loker untuk tas dan
memposisikannya tiang bagian luar area musholla agar tidak mengganggu sirkulasi
di dalam musholla
Gambar. Peletakan Loker Tas
Untuk mendapatkan keamanan,
kenyamanan dari para mahasiswa mengenai permasalahan perletakan tas, maka
dibuatlah locker tempat penyimpanan tas, yang mana locker ini terletak dibagian
kolom dekat selasar. Locker ini memmpunyai kunci masing- masing bagi pengguna.
Sehingga permasalahan tentang kehilangan barang- barang berupa tas dari para
jamaah dapat diatasi.
Kegiatan ketiga, tempat wudhu.
Permasalahan yang terjadi tempat wudhu wanita dan laki-laki memiliki sirkulasi
yang sama. Solusi desain membuat tempat wudhu baru untuk laki-laki sehingga
memiliki silkulasi sendri dan tidak mengganggu atau tidak memiliki sirkuasi
yang sama dengan wanita.
Gambar. Zona Wudhu
Gambar. Zona Wudhu Laki - laki
Gambar. Zona Wudhu Perempuan
Dari musholla menuju tempat
berwudlu, sirkulasi dari jamaah pria dan wanita sangat tidak nyaman, karena terdapat
persilangan sirkulasi antara jamaah pria dan wanita, yang mana nantinya pria
dan wanita dapat bersentuhan saat selesai berwudlu. Untuk mengatasi hal
tersebut maka tempat berwudlu pria dan wanita dipisah. Yang mana termpat
berwudlu wanita tetap berada di tempat yang lama dan dikhususkan untuk area
ahwat, sedangkan tempat berwudlu pria dibangun di samping sekre ikhwan. Jadi
area ini hanya dikhususkan untuk kawasan ikhwan.
Kegiatan keempat, mengambil
dan meletakan mukena (wanita). Permasalahan yang terjadi perletakan mukena di
dalam musholla mengurangi jumlah saf untuk sholat tempat meletakan mukena tidak
teratur. Solusi desain mendesain tempat mukenah dengan pintu kaca geser yang
memiliki 2 fungsi, di letakkan di bawah jendela dengan pintu pembuka di dalam
mushola yang sebagian sisinya menjorok keluar dari mushola sehingga dapat
digunakan sebagai tempat duduk untuk menunggu giliran sholat.
Gambar. Desain Tempat Mukenah dari Dalam Mushola
Gambar. Desain Tempat Mukenah dari Luar Mushola
Kesimpulan
Perilaku jama’ah pria dan
wanita ketika datang ke musholla mereka duduk dan buka sepatu. Pada perletakan
sepatu ini terlihat sangat tidak nyaman, karena perilaku mahasiswa/i saat
meletakkan sepatu mereka meletakan sembarangan. Ini terlihat berantakan. Dengan
adanya permasalahan perletakan sepatu yang tidak teratur maka solusi desainnya
yaitu dengan membuat rak sepatu di bagian tangga untuk menghemat tempat
perletakan sepatu agar tertata rapi sehingga nyaman untuk dilihat.
Perilaku jama’ah pria dan
wanita ketika meletakan tas, mereka meletakkan tas didalam musholla, ini sangat
mengganggu bagi jamaah yang melakukan ibadah. Selain itu, untuk mengatasi
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna musholla, maka solusi desainnya yaitu :
membuat loker untuk tas dan memposisikannya tiang bagian luar area musholla
agar tidak mengganggu sirkulasi di dalam musholla.
Kegiatan dari jamaah pria dan
wanita sebelum berwudhu dan sesudah berwudhu mereka melakukan kegiatan yang
sama yaitu, berjalan menuju tempat wudhu dengan berjinjit, berjalan di selasar musholla (laki-laki),
berjalan smbil berdo’a. Dengan adanya permasalahan tempat wudhu untuk wanita
dan laki-laki memiliki sirkulasi yang sama ini, maka solusi desainnya yaitu:
membuat tempat wudhu baru untuk laki-laki sehingga memiliki silkulasi sendiri
dan tidak mengganggu atau tidak memiliki sirkuasi yang sama dengan wanita.
Pada mushala teknik terlihat
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh arsitektur sebagai wadah yang
menaunginya. Maka dari itu untuk memperbaiki perilaku manusia bisa dengan
menata atau mendesain ulang arsitektur. Agar terciptanya kenyamanan pada
perilaku manusia yang melakukannya.
Referensi:
https://machalulardianto.wordpress.com/2014/03/19/definisi-arsitektur-berwawasan-perilaku/
diakses pada tanggal 6-Desember-2015 pukul 20.00 WIB
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/definisi-dan-pengertian-perilaku-konsep.html
diakses pada tanggal 6-Desember-2015 pukul 20.00 WIB