Tinjauan Pustaka | Studi Kasus | Identifikasi | Karya | Referensi | Arsitektur dan Lainnya
Thursday, November 24, 2016
Browse » Home »
Pencahayaan Alami
,
Rekayasa Pencahayaan
,
Studi Literatur
» TEKNIK, DESAIN, DAN TEKNOLOGI REKAYASA PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN
TEKNIK, DESAIN, DAN TEKNOLOGI REKAYASA PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN
Pencahayaan
merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan
nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik
memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas
dan cepat.
Di
dalam arsitektur pemanfaatan pencahayaan alami selalu menjadi bagian penting
yang selalu diperhitungkan dalam perancangan. Pencahayaan alami mampu
menciptakan ruangan secara visual. Menurut Lechner perancang yang peka selalu
menyadari bahwa apa yang kita lihat merupakan konsekuensi baik dari kualitas
rancangan maupun kualitas cahaya yang jatuh ke atasnya.
Pencahayaan
alami pada ruangan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan ruang akan cahaya, dan
untuk segi estetika. Kualitas ruang yang tida sesuai dengan fungsi ruangan
berakibat pada tidak berjalan dengan baik kegiatan yang ada. Ruang dengan
cahaya yang sedikit menyebabkan ruang tersebut menjadi gelap dan dingin.
Pencahayaan yang terlalu terang akan meyebabkan silau dan kurang baik bagi
mata.
Kenyamanan
berada pada suatu ruangan dapat diciptakan dari kualitas pencahayaan dalam
ruangan tersebut. Untuk memperoleh kenyamanan visual dalam ruangan,pencahayaan
dapat dirancang untuk menonjolkan obyek, atau menambah daya tarik khusus dari
sudut-sudut ruang.
Isu
yang berkembang tentang pembahasan pencahayaan alami menyatakan bahwa kualitas
pencahayaan alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk
melalui jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Semakin luas bukaan maka
akan semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Kualitas pencahayaan
alami yang baik juga pengaruhi oleh letak bukaan terhadap arah datangnya sinar
matahari.
Pencahayaan Bangunan
Pencahayaan
merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan
nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik
memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas
dan cepat.
Menurut
sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi :
a.
Pencahayaan alami
Pencahayaan
alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada
luas lantai.
Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber
alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
1.
Variasi intensitas
cahaya matahari
2.
Distribusi dari
terangnya cahaya
3.
Efek dari lokasi,
pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
4.
Letak geografis
dan kegunaan bangunan gedung
b.
Pencahayaan buatan
Pencahayaan
buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya
alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1.
Menciptakan
lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya
tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2.
Memungkinkan
penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3.
Tidak menimbukan
pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4.
Memberikan
pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak
berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5.
Meningkatkan
lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
Sistem
pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3
macam yakni :
a.
Sistem Pencahayaan Merata
Pada
sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan
tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara
teratur di seluruh langit-langit.
b.
Sistem Pencahayaan Terarah
Pada
sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena
akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti
satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan
sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan
yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
c.
Sistem Pencahayaan Setempat
Pada
sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual.
Untuk
mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem
pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di
ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
a.
Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada
sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi
ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang
mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya.
Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
b.
Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada
sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi,
sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini
kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa
langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan
90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
c.
Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada
sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan
sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke
bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.
d.
Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect
lighting)
Pada
sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langitlangit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik.
Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
e.
Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada
sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan
dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh
pada permukaan kerja.
Penggunaan
tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan photography.
Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda, walaupun masih
dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah memahami topik
ini, saya menyertakan ilustrasi-ilustrasi gambar di bawah ini. Harap diingat
bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D Studio
MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya.
Salah
satu cara mudah untuk melakukan pencahayaan adalah dengan membuat warna seragam
pada seluruh material pada 3D scenes. Teknik pecahayaan dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
1.
Cahaya Utama (Key Light)
Key
Light merupakan pencahayaan utama dari gambar kita, dan merepresentasikan
bagian paling terang sekaligus mendefiniskan bayangan pada gambar. Key Light
juga merepresentasikan pencahayaan paling dominan seperti matahari dan lampu
interior. Meski demikian peletakannya tidak harus persis tepat pada sumber
pencahayaan yang kita inginkan. Key light juga merupakan cahaya yang paling
terang dan menimbulkan bayangan yang paling gelap. Biasanya Key Light
diletakkan pada sudut 450 dari arah kamera karena akan menciptakan efek gelap,
terang serta menimbulkan bayangan.
2.
Cahaya pengisi (Fill light)
Fungsi
fill light adalah melembutkan sekaligus mengisi bagian gelap yang diciptakan
oleh key light. Fill Light juga berfungsi menciptakan kesan tiga dimensi. Tanpa
fill light ilustrasi kita akan berkesan muram dan misterius, seperti yang biasa
kita lihat pada film X-Files dan film-film horor (disebut sebagai efek
film-noir).
Keberadaan
fill light menghilangkan kesan seram tersebut, seraya memberi image tiga
dimensi pada gambar. Dengan demikian penciptaan bayangan (cast shadows) pada
fill light pada dasarnya tidak diperlukan.
Rasio
pencahayaan pada fill light adalah setengah dari key light. Meskipun demikian
rasio pencahayaan tersebut bisa disesuaikan dengan tema ilustrasi. Tingkat
terang Fill light tidak boleh menyamai Key Light karena akan membuat ilustrasi
kita berkesan datar. Pada dasarnya fill
light diletakkan pada arah yang berlawanan dengan key light, karena memang
berfungsi mengisi bagian gelap dari key light. Pada gambar di bawah key light
diletakkan pada bagian kiri kamera dan fill light pada bagian kanan. Fill light
sebaiknya diletakkan lebih rendah dari key light
3.
Cahaya Latar (Back Light)
Back
Light berfungsi untuk menciptakan pemisahan antara objek utama dengan objek
pendukung. Dengan diletakkan pada bagian belakang benda back light menciptakan
"garis pemisah" antara objek utama dengan latar belakang
pendukungnya.
Pada
ilustrasi di atas back light digunakan sebagai pengganti cahaya matahari untuk
menciptakan "garis pemisah" pada bagian ranjang yang menjadi fokus
utama dari desain. Karena cahaya matahari pada sore hari menjelang matahari
terbenam bernuansa jingga, maka diberikan warna jingga pada back light tersebut.
Selain itu back light juga menyebabkan timbulnya bayangan sehingga bagian
cast-shadow pada program 3D sebaiknya diaktifkan.
Pada
dasar-dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua pencahayaan
lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut cahaya
tambahan. Cahaya tambahan terdapat 2 macam yaitu :
1.
Cahaya Aksentuasi (Kickers light)
Kickers
berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objek-objek tertentu.
Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai kemiripan dengan
sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai elemen interior.
Intensitas
cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light karena akan menciptakan
"over exposure" sehingga hasil karya jadi terlihat seperti photo yang
kelebihan cahaya.
2.
Cahaya Pantul (Bounce light)
Setiap
benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian cahayanya.
Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan menimbulkan
"pendar" pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran cahaya
tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang memantulkan cahaya.
Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti kaca misalnya, semakin
besarlah "pendar" cahaya yang ditimbulkannya. Pada program-program 3D
tertentu seperti Lightwave dan program rendering seperti BMRT dari Renderman,
atau Arnold renderer. Efek Bounce Light bisa ditimbulkan tanpa menggunakan
bounce light tambahan. Program secara otomatis menghitung pantulan
masing-masing benda berdasarkan berkas-berkas photon yang datang dari arah
cahaya. Namun karena photon adalah sistem partikel, maka perhitungan algoritma
pada saat rendering akan semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk
rendering akan semakin besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali
lebih lama dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu
persatu.
Proses
simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat handal
untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk membuat
sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada kondisi yang
pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi.
Bounce
light merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada
gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan seperti
gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup.
Pemantulan
cahaya dibagi atas 2 bagian yaitu :
1.
Specular Reflection
Pantulan
sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata seperti cermin yang
memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan mudah dapat diduga.
2.
Diffuse Reflection
Pantulan
sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu.
Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang tergantung pada struktur
mikroskopik permukaan.
Pencahayaan Alami
Pencahayaan
alami adalah konsep untuk memanfaatkan potensi dari cahaya matahari sebaik
mungkin dengan pengaturan tertentu untuk memberikan cahaya pada sebuah ruang
tanpa menggunakan lampu. Pengaturan cahaya ini diaplikasikan sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan ruang agar pada siang hari ruang tersebut bisa
meminimalisasi penggunaan lampu.
Sebagai
aspek geografis, cahaya matahari merupakan sumber yang berperan pada
pencahayaan sebuah bangunan. Cahaya matahari adalah radiasi elektromagnetik
yang bersumber dari matahari. Namun pada dasarnya, radiasi matahari adalah zat
yang bersifat merusak karena memiliki kandungan ultraviolet. Radiasi inilah
yang kemudian harus ditreatment sedemikian rupa sehingga menghilangkan dampak
negatifnya. Di dalam arsitektur istilah radiasi matahari mengalami penyesuaian
makna menjadi terang langit.
Menurut RSNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung, terang langit adalah
sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat
pencahayaan alami siang hari. Terang langit dikatakan efektif di siang hari
antara pukul 08.00 sampai dengan 16.00 waktu setempat dengan pengaturan
tertentu sehingga distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan tidak
menimbulkan kontras yang mengganggu.
Terdapat
beberapa komponen yang harus dipertimbangkan dalam aplikasi cahaya alami ke
dalam bangunan. Penentuan komponen ini menentukan intensitas cahaya yang akan
digunakan. Komponen tersebut adalah:
a. Komponen langit
Komponen
langit (faktor langit atau fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari cahaya
langit.
b. Komponen refleksi luar
Komponen
refleksi luar (faktor refleksi luar atau frl) yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang
bersangkutan.
c. Komponen refleksi dalam
Komponen
refleksi dalam (faktor refleksi dalam atau frd) yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk
ke dalam ruangan akibat refleksi bendabenda di luar ruangan maupun dari cahaya
langit.
Bukaan pada Bangunan
Bukaan
pada bangunan merupakan sistem penghawaan di dalam bangunan dengan membuat
lubang pada bidang tertentu sebagai jalan masuk udara atau cahaya. Namun pada
penulisan ini akan lebih dibahas secara spesifik mengenai cahaya.
Referensi:
http://boranan.blogspot.com/2011/11/jika-tinggal-di-rumah-mewah-ini-gratis.html
http://spectrum.ieee.org/green-tech/buildings/denmarks-netzeroenergy-home
http://www.velux.com/sustainable_living/demonstration_buildings/home_for_life