Tinjauan Pustaka | Studi Kasus | Identifikasi | Karya | Referensi | Arsitektur dan Lainnya
Tuesday, November 29, 2016
Browse » Home »
Arsitektur
,
Perkotaan
,
Studi Literatur
» ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA MENURUT KEVIN LYNCH
ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA MENURUT KEVIN LYNCH
Salah
satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah citra kota yang
merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat menciptakan
representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada umumnya
dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut.
Dalam bukunya Image of The City, Kevin Lynch engungkapkan ada 5 elemen
pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), distric
(kawasan), nodes (simpul), dan landmark (penanda). Kelima elemen ini dirasa
dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan memberikan citra yang kuat
terhadap kota.
Kelima
elemen ini digunakan untuk membentuk mental map (peta mental) yang digunakan
untuk memudahkan mengingat atau merekam elemen-elemen fisik dalam suatu kota.
Elemen Path (Jalan/Jejalur)
Path
adalah jalur-jalur dimana pengamat biasanya bergerak dan melaluinya. Path dapat
berupa jalan raya, trotoar, jalur transit, canal, jalur kereta api. Bagi banyak
orang, ini adalah elemen dominan dalam gambaran mereka. Orang mengamati kota
sambil bergerak melaluinya, dan sepanjang path elemen-elemen lingkungan lain
diatur dan berhubungan.
Path
(jalan) secara mudah dapat dikenali karena merupakan koridor linier yang dapat
dirasakan oleh manusia pada saat berjalan mengamati kota. Struktur ini bisa
berupa gang-gang utama, jalan transit, jalan mobil/ kendaraan, pedestrian,
sungai, atau rel kereta api. Untuk kebanyakan orang, jalan adalah elemen kota
yang paling mudah dikenali, karena semua manusia menikmati kota pada saat dia
berjalan. Jadi didalam elemen ini mengandung pengertian jalur transportasi
linier yang dapat dirasakan manusia.
Path
adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch menemukan dalam
risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang
meragukan citra kota secara keseluruhan. Path merupakan rute-rute sirkulasi
yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum. Path
mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki tujuan besar (misalnya ke
stasiun, tugu, alun-alun, dan lain-lain), serta ada penampakan yang kuat
(misalnya fasad, pohon, dan lain-lain), atau ada belokan yang jelas.
Orang
yang mengetahui kota dengan lebih baik, biasanya telah menguasai bagian dari
struktur jalan; orang-orang ini berpikir jauh dalam kaitannya dengan
jalan-jalan tertentu dan saling berhubungan. Mereka mengetahui kota dengan
paling baik dengan mengandalkan pada landmark kecil dan kurang tergantung pada
wilayah atau pith (pusat).
Kualitas
ruang mampu menguatkan citra jalan-jalan khusus, dengan cara yang sangat
sederhana yang dapat menarik perhatian, dengan pengaturan kelebaran atau
kesempitan jalan-jalan. Kualitas ruang
kelebaran dan kesempitan mengambil bagian kepentingan mereka dari kaitan umum
jalan-jalan utama dengan kelebaran dan jalan-jalan pinggir dengan kesempitan.
Selain itu karakteristik facade khusus juga penting untuk identitas path,
dengan menonjolkan sebagian karena facade-facade bangunan yang membatasinya.
Juga dengan pengaturan tekstur trotoar dan pengaturan tanaman dapat menguatkan
gambaran path dengan sangat efektif.
Elemen Edges (Tepian)
Edges
adalah elemen linear yang tidak digunakan atau dipertimbangkan sebagai path
oleh pengamat. Edges adalah batas-batas antara dua wilayah, sela-sela linier
dalam kontinuitas: pantai, potongan jalur kereta api, tepian bangunan, dinding.
Edges
juga merupakan elemen linier yang dikenali manusia pada saat dia berjalan, tapi
bukan merupakan jalur/paths. Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan
bangunan, atau jajaran pohon/ lansekap. Batas juga bisa berupa barrier antara
dua kawasan yang berbeda, seperti pagar, tembok, atau sungai. Fungsi dari
elemen ini adalah untuk memberikan batasan terhadap suatu area kota dalam
menjaga privasi dan identitas kawasan, meskipun pemahaman elemen ini tidak
semudah memahami paths.
Lake
Michigan. Contoh edge yang dapat dilihat pada skala besar yang mengeskpos
Metropolis untuk dilihat. Bangunan-bangunan besar, taman, dan pantai-pantai
privat kecil semua mengarah pada edge air, yang dapat diakses dan dilihat bagi
semua.
Edges
berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus
linear. Edges merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk
masuk. Juga merupakan pengakhiran dari sebuah district yang lebih baik jika
kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas;
membagi atau menyatukan.
Edges
sering merupakan path juga. Jika pengamat tidak berhenti bergerak pada path,
maka image sirkulasi nampak merupakan gambaran yang dominan. Unsur ini biasanya
digambarkan sebagai path, yang dikuatkan oleh karakteristik-karakteristik
perbatasan.
Elemen District (Distrik)
Distrik
(district) adalah kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan skala kota
menengah sampai luas, dimana manusia merasakan ’masuk’ dan ’keluar’ dari
kawasan yang berkarakter beda secara umum. Karakter ini dapat dirasakan dari
dalam kawasan tersebut dan dapat dirasakan juga dari luar kawasan jika
dibandingkan dengan kawasan dimana si pengamat berada.
Elemen
ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah jalur/paths,
meskipun dalam pemahaman tiap individu bisa berbeda. Districts merupakan
wilayah yang memiliki kesamaan (homogen). Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan
karakter/ciri bangunan secara fisik, fungsi wilayah, latar belakang sejarah
dan sebagainya.
Sebuah
kawasan district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, wujudnya) dan
khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri atau memulainya.
District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior.
Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas
tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas
(introvert/ekstrovert atau berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain).
Karakteristik-karakteristik
fisik yang menentukan district adalah kontinuitas tematik yang terdiri dari
berbagai komponen yang tidak ada ujungnya: yaitu tekstur, ruang, bentuk,
detail, simbol, jenis bangunan, penggunaan, aktivitas, penghuni, tingkat
pemeliharaan, topografi. Di sebuah kota yang dibangun dengan padat, homogenitas
facade merupakan petunjuk dasar dalam mengidentifikasi district besar. Petunjuk
tersebut tidak hanya petunjuk visual: kebisingan dan ketidakteraturan bisa
dijadikan sebagai petunjuk. Nama-nama district juga membantu memberikan
identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
Elemen Nodes (Simpul)
Nodes
adalah titik-titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana pengamat bisa
masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke dan dari mana dia berjalan. Nodes bisa
merupakan persimpangan jalan, tempat break (berhenti sejenak) dari jalur,
persilangan atau pertemuan path, ruang terbuka atau titik perbedaan dari suatu
bangunan ke bangunan lain.
Elemen
ini juga berhubungan erat dengan elemen district, karena simpul-simpul kota yang
kuat akan menandai karakter suatu district. Untuk beberapa kasus, nodes bisa
juga ditandai dengan adanya elemen fisik yang kuat. Nodes menjadi suatu tempat
yang cukup strategis, karena bersifat sebagai tempat bertemunya beberapa
kegiatan/aktifitas yang membentuk suatu ruang dalam kota.
Setiap
nodes dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda, tergantung dengan pola aktifitas
yang terjadi didalamnya. Nodes merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis
dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau
aktivitasnya lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar,
taman, square, dan sebagainya. Tidak setiap persimpangan jalan adalah sebuah
nodes, yang
menentukan
adalah citra place terhadapnya. Nodes adalah satu tempat dimana orang mempunyai
perasaan ‘masuk’ dan ’keluar’ dalam tempat yang sama. Nodes mempunyai identitas
yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah
diingat), serta tampilan berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk).
Persimpangan
jalan atau tempat berhenti sejenak dalam perjalanan sangat penting bagi
pengamat kota. Karena keputusan harus dibuat dipersimpangan jalan-persimpangan
jalan, masyarakat meningkatkan perhatian mereka ditempat-tempat tersebut dan
melihat unsur-unsur terdekat dengan lebih jelas. Kecenderungan ini dikonfirmasi
dengan begitu berulang kali sehingga unsur-unsur yang berada pada persimpangan
otomatis dapat diasumsikan mengambil kelebihan khusus dari lokasinya.
Pentingnya persepsi lokasi tersebut menunjukkan cara lain juga, ketika
masyarakat ditanya dimana kebiasaan mereka pertama kali di kota, banyak yang
memilih titik perhentian transportasi sebagai tempat kunci.
Stasiun-stasiun
kereta utama adalah hampir selalu menjadi node-node kota penting, sama halnya
bandara udara. Dalam teori, persimpangan jalan biasa adalah node-node, tetapi
umumnya mereka tidak mempunyai cukup keunggulan untuk dibayangkan lebih dari sekedar
simpang empat, karena tidak dapat memuat banyak pusat nodes.
Boston
mempunyai sangat banyak contoh, diantaranya adalah sudut Jordan-Filene dan
Louisburg Square. Sudut Jordan-Filene berfungsi sebagai persimpangan antara
Washington Street dan Summer Street, dan berkaitan dengan perhentian kereta api
di bawah tanah tetapi ia dikenal sebagai pusat dari pusat kota. Itulah sudut
komersial “100%”, yang dilambangkan sampai tingkat yang jarang terlihat di kota
Amerika, tetapi sangat akrab
dengan orang-orang Amerika. Ini merupakan inti: fokus dan simbol wilayah yang
penting.
Elemen Landmark (Penanda)
Landmark
adalah titik-acuan dimana si pengamat tidak memasukinya, mereka adalah di luar.
Landmark biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan sederhana
seperti: bangunan, tanda, toko, atau pegunungan. Beberapa landmark adalah
landmark-landmark jauh, dapat terlihat dari banyak sudut dan jarak, atas
puncak-puncak dari elemen yang lebih kecil, dan digunakan sebagai acuan
orintasi.
Landmark-landmark
lain adalah yang bersifat lokal, hanya bisa dilihat di tempat-tempat yang
terbatas dan dari jarak tertentu. ini adalah tanda-tanda yang tak terhitung,
depan-depan toko, pohon-pohon, gagang pintu, dan detail perkotaan lain, yang
mengisi citra dari sebagian besar pengamat. Mereka sering digunakan sebagai
petunjuk identitas dan bahkan struktur, dan diandalkan karena perjalanan
menjadi semakin familiar.
Landmark
adalah elemen fisik suatu kota sebagai referensi kota dimana pengamat tidak
dapat masuk kedalamnya, tetapi penanda bersifat eksternal terhadap pengamat.
Biasanya dikenali melalui bentuk fisik dominan dalam suatu kawasan kota seperti
bangunan, monumen, toko, atau gunung. Landmark sudah dikenali dalam jarak
tertentu secara radial dalam kawasan kota dan dapat dilihat dari berbagai sudut
kota; tetapi ada beberapa landmark yang hanya dikenali oleh kawasan tertentu
pada jarak yang relatif dekat. Landmark bisa terletak di dalam kota atau diluar
kawasan kota (bedakan antara gunung dan monumen). Elemen fisik yang bersifat
bergerak/mobile juga dapat dijadikan penanda, seperti matahari dan bulan. Pada
skala yang lebih kecil, penanda yang lebih detail, seperti facade sebuah toko,
lampu jalanan, reklame juga bisa dijadikan penanda. Secara umum, landmark
merupakan suatu tanda dalam mengenali suatu kawasan.
Landmark
merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk
didalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen
eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota. Beberapa
landmark letaknya dekat, sedangkan yang lainnya jauh sampai di luar kota.
Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan dapat dilihat hanya
di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota
dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk
kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan
membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih
baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari
beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaan skala
masing-masing.
Piazza
San Marcodi Venesia. berdiri kontras dengan karakter umum kota yang sempit,
mengelilingi ruang yang berdekatan. Namun memiliki ikatan kuat dengan fitur utama
kota, dan memiliki bentuk untuk berorientasi yang menjelaskan arah dan dari mana
seseorang memasukinya. Hal ini sangat terstruktur dan berbeda. Ruang ini begitu
khas, sehingga orang yang belum pernah ke Venesia pun akan segera mengenalinya
dari foto.
Referensi:
Lynch,
Kevin. 1960, The Image Of The City, The MIT Press, Cambridge